Percepatan PAT Melalui Optimasi Lahan Rawa di Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak (14/08/2024) – Menteri Pertanian Amran Sulaiman terus dorong Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi untuk peningkatan produksi padi nasional. Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian (BSIP SDLP) melakukan koordinasi dalam rangka percepatan Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui Optimasi Lahan (OPLAH) Rawa di Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut menghadirkan berbagai stakeholder terkait, termasuk Direktorat Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Kementerian Pertanian (Kementan), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat dan PPK Provinsi serta Kabupaten se-Kalimantan Barat.
Kepala BSIP SDLP Asdianto, S.P., M.T., berkesempatan untuk menyampaikan strategi percepatan pelaksanaan konstruksi OPLA melalui pengenalan pola pengadaan E-Catalog dalam rangka mendukung PAT. Selain itu, dilakukan juga sharing knowledge terkait standarisasi Survei Investigasi dan Desain (SID). Kegiatan optimasi lahan rawa sendiri merupakan upaya untuk meningkatkan kondisi dan fungsi infrastruktur tata air serta tata lahan. Hal tersebut diproyeksikan mampu berkontribusi dalam peningkatan Indeks Pertanaman dan/atau produktivitas. Berdasarkan Kepmentan No 297 Tahun 2024, Kalimantan Barat memiliki potensi optimasi lahan rawa seluas 41.000 Ha.
Kegiatan optimasi lahan rawa terdiri dari penyusunan dokumen SID, pelaksanaan rehabilitasi/pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan pengolahan lahan. Selain optimasi lahan rawa, Program PAT lainnya adalah pompanisasi dan tanam padi gogo. Pompanisasi dilakukan untuk lahan sawah yang masih dapat ditingkatkan Indeks Pertanamannya (IP), yaitu dari IP 100 menjadi IP 200 atau IP 200 menjadi IP 300. Diharapkan Program PAT dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian lokal dan mendukung pencapaian target ketahanan pangan nasional.